Matahari Tengah Malam
Aku,
Semu yang acap mengusikku
Kadang terlalu menganggu hingga tak tahu apa yang dituju
Terlalu berombak dan tak menentu
Meletup-letup bagaikan buih yang terhempas dari ikatan air disekelilingnya
Tak jelas apa penyebabnya
Terpaku,
Meski tak mengerti apa itu cinta yang sesungguhnya
Aku tetap mengatakan ini dan itu
Hingga sampai pada waktuku
Untuk menyadari semuanya hanya ilusi
Tak tetap pada dirinya sendiri, berubah sesuai ambisi
Kegelapan menyelimuti,
Semua terlalu berbahaya untukku
Bahkan berkaca dan mendapatu diriku sendiri di sana
Pendosa yang tak mengerti kemana harus pergi
Masih juga tak mengerti bagaimana harus berlaku
Matahari,
Tak akan pernah muncul di malam hari, mungkin, sampai bumi ini hancur sendiri
Tapi apakah cahaya tak akan pernah ada dalam kegelapan malam
Sedangkan bulan mewakilinya untuk mendatangi
Tak kan habis,
Jika yang dicari semua yang asli dan terlalu berambisi,
lihatlah bulan, matahari ditengah malam
Berusaha terus memberikan terang meski sendirian
Di tengah gelap dan dinginnya malam
Aku, bulan, dan matahari,
Masih tetap terpaku di tempatnya sendiri-sendiri
Dengan kegelapan yang menyelimuti
Dengan keyakinan cahaya akan mendatangi, tak peduli, tak akan peduli kata tidak mungkin
Matahari tengah malam,
Bukan sebenarnya, hanya gurauan dalam otak gilaku saja
Kalimat sederhana untuk menyulut hasrat hidup
Tak akan pernah habis cahaya dicari
Yang muncul dalan diri sendiri
Komentar
Posting Komentar